Pola Diet untuk Anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD)
Ditulis oleh Fanisha Yulianti, S.Pd.
Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah kondisi perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Salah satu pendekatan yang sering dibahas untuk membantu mengurangi gejala ASD adalah melalui pola makan atau diet. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet yang disesuaikan dapat berpengaruh positif pada anak-anak dengan autisme, meskipun hasilnya mungkin bervariasi pada setiap anak.
Berikut adalah beberapa pola diet yang biasa direkomendasikan untuk anak-anak dengan autism:
- Diet Bebas Gluten dan Kasein (Gluten-Free, Casein-Free / GFCF)
Diet GFCF bertujuan untuk menghindari protein gluten dan kasein yang diduga dapat mempengaruhi fungsi neurologis dan perilaku pada anak-anak dengan autisme. Karena anak autis mungkin memiliki permeabilitas usus yang lebih tinggi (sering disebut "leaky gut"), senyawa dari gluten dan kasein dapat masuk ke aliran darah dan menimbulkan efek seperti opioid, memengaruhi suasana hati dan perilaku.
Makanan yang Dapat Diberikan dalam Diet GFCF:
- Karbohidrat bebas gluten seperti nasi, ubi, kentang, dan quinoa
- Buah dan sayur segar
- Sumber protein nabati seperti tahu dan tempe, serta protein hewani seperti daging tanpa lemak dan ikan
- Susu non-dairy seperti susu almond, susu kelapa, atau susu oat yang bebas kasein
Makanan yang Harus Dihindari:
- Roti, pasta, kue-kue, dan makanan lain yang mengandung gandum atau tepung terigu
- Susu sapi, yogurt, keju, dan produk olahan susu lainnya
- Diet Rendah Karbohidrat dan Bebas Gula
Beberapa anak dengan ASD menunjukkan peningkatan gejala hiperaktif atau gangguan perilaku setelah mengonsumsi gula atau makanan yang tinggi karbohidrat sederhana. Gula dapat menyebabkan fluktuasi tajam pada kadar gula darah yang memengaruhi perilaku dan mood. Diet rendah karbohidrat berfokus pada pengurangan konsumsi karbohidrat sederhana dan penggantian dengan karbohidrat kompleks yang dicerna lebih lambat.
Makanan yang Dapat Diberikan dalam Diet Ini:
- Karbohidrat kompleks seperti beras merah, quinoa, dan kentang manis
- Sumber protein hewani seperti ayam, daging sapi, dan ikan
- Sayuran hijau seperti bayam, brokoli, dan zucchini
- Buah-buahan dengan kadar gula rendah seperti apel, pir, atau buah beri
Makanan yang Harus Dihindari:
- Minuman manis, soda, permen, dan makanan olahan yang mengandung gula tambahan
- Roti putih, nasi putih, dan makanan yang terbuat dari tepung terigu yang cepat dicerna
- Diet Organik
Banyak orang tua yang beralih ke makanan organik untuk anak-anak mereka yang memiliki ASD karena menghindari pestisida, zat aditif, dan bahan kimia lainnya yang berpotensi memengaruhi kesehatan anak. Makanan organik mengurangi paparan terhadap bahan kimia yang berpotensi menjadi neurotoksin dan mengganggu fungsi otak serta perkembangan anak-anak.
Makanan yang Dapat Diberikan:
- Buah dan sayuran segar yang organik
- Daging dari hewan yang diberi pakan alami dan dipelihara tanpa antibiotik atau hormon pertumbuhan
- Produk olahan yang jelas mencantumkan label organik dan bebas zat aditif
- Diet Omega-3 dan Nutrisi Esensial Lainnya
Asam lemak omega-3, seperti yang terdapat dalam ikan salmon, sarden, dan biji chia, sangat penting untuk fungsi otak dan dapat membantu memperbaiki fokus dan mengurangi perilaku agresif pada anak autis. Suplemen minyak ikan juga sering diberikan karena dapat meningkatkan kadar DHA dan EPA, komponen utama dari omega-3 yang mendukung kesehatan saraf.
Makanan yang Disarankan:
- Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan trout
- Biji-bijian dan kacang-kacangan seperti chia, biji rami, dan kenari
- Minyak zaitun dan minyak kelapa
Nutrisi Penting Lainnya yang Bisa Ditambahkan:
- Vitamin B6 dan B12 yang dapat membantu dalam kesehatan neurologis
- Magnesium yang berfungsi untuk mengurangi kecemasan dan mengatur suasana hati
- Diet Picky Eater-Friendly
Banyak anak autis yang memiliki preferensi makan yang sangat spesifik atau terbatas, kondisi ini dikenal sebagai picky eater. Dalam hal ini, orang tua perlu menyesuaikan pola makan agar tetap menyediakan nutrisi yang cukup meski dengan keterbatasan jenis makanan yang disukai anak.
Strategi untuk Diet Picky Eater-Friendly:
- Perkenalkan makanan baru secara perlahan dan dalam porsi kecil
- Buat makanan lebih menarik dengan warna dan bentuk yang disukai anak
- Coba variasi tekstur, karena beberapa anak autis sensitif terhadap tekstur makanan tertentu
- Buat jadwal makan yang teratur untuk membantu anak beradaptasi dengan berbagai jenis makanan
- Diet Eliminasi untuk Mendeteksi Alergi atau Intoleransi Makanan
Beberapa anak autis memiliki alergi atau intoleransi terhadap bahan makanan tertentu, seperti telur, kacang, atau produk gandum. Diet eliminasi bertujuan untuk mengidentifikasi makanan-makanan yang menyebabkan reaksi buruk dengan mengeluarkannya dari diet selama beberapa waktu, lalu secara perlahan memasukkannya kembali satu per satu untuk melihat reaksi tubuh.
Langkah-Langkah Melakukan Diet Eliminasi:
- Keluarkan makanan yang dicurigai menjadi pemicu selama 2-4 minggu.
- Catat perubahan pada perilaku, pola tidur, dan kondisi pencernaan anak.
- Masukkan makanan kembali satu per satu, dan perhatikan reaksi dalam 24-48 jam setelah konsumsi.
- Konsumsi Probiotik dan Prebiotik
Gangguan pencernaan sering terjadi pada anak dengan ASD, seperti diare, sembelit, atau perut kembung. Probiotik dapat membantu memperbaiki kesehatan usus dengan menambah jumlah bakteri baik di saluran pencernaan, yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan perilaku.
Makanan yang Mengandung Probiotik:
- Yogurt bebas kasein atau yogurt nabati
- Tempe, kimchi, dan miso
- Suplemen probiotik yang direkomendasikan oleh dokter
Prebiotik untuk Mendukung Probiotik:
- Bawang putih, bawang merah, pisang, dan asparagus