Peran Keluarga dalam Mendukung Anak dengan Disleksia
Ditulis oleh : Nurhidayah,S.Pd (Kepala SLB Autisma YPPA Bukittinggi)
Disleksia adalah gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam membaca, mengeja, menulis, dan berbicara. Ini bukanlah masalah kecerdasan, tetapi lebihkepada kesulitan dalam memproses informasi yang diterima oleh otak terkait dengan bahasa tertulis . Gangguan ini dapat terjadi pada anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, dan ciri- cirinya dapat terlihat berbeda pada setiap tahapan usia . Disleksia cenderung bersifat kronis dan tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikelola dengan baik melalui berbagai metode pembelajaran.
Gangguan yang dialami oleh anak Disleksia disebabkan oleh disfungsi otak dalam pengolahan bahasa, yang membuat individu mengalami kesulitan dalam memahami kosa kata, kalimat, dan memproses informasi tertulis meskipun Disleksia tidak dapat disembuhkan, namun dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, kemampuan individu dalam membaca dapat ditingkatkan. Metode pembelajaran seperti Metode Fonik dapat membantu individu dengan Disleksia dalam mengidentifikasi dan memproses suara serta memahami apa yang dibaca
Disleksia adalah gangguan belajar yang dapat terjadi pada anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, dan ciri-cirinya dapat bervariasi tergantung pada usia individu tersebut.Beberapa ciri-ciri Disleksia pada usia prasekolah meliputi keterlambatan dalam berbicara, kesulitan mempelajari kata-kata baru, kesulitan membentuk kata dengan benar, dan kesulitan mengingat huruf, angka, serta warna . Sedangkan pada usia sekolah, ciri-ciri Disleksia meliputi kemampuan membaca yang rendah dibandingkan dengan anak seusianya, kesulitan memahami dan memproses informasi yang didengar, kesulitan menemukan kata atau kalimat yang tepat, kesulitan mengingat urutan kejadian, serta kesulitan dalam menyelesaikan tugas membaca atau menulis
Gejala Disleksia pada usia remaja dan dewasa meliputi kesulitan membaca dengan suara lantang, kemampuan membaca dan menulis yang lambat, masalah dalam mengeja, kecenderungan untuk menghindari kegiatan yang melibatkan membaca, sering salah dalam mengucapkannamaataukata,kesulitanmemahamikataidiomatauperumpamaan,memerlukan
waktu yang lama untuk menyelesaikan tugas membaca atau menulis, serta kesulitan dalam menghafal dan merangkum cerita dengan pengenalan gejala ini, individu yang mengalami Disleksia dapat mendapatkan bantuan dan dukungan yang sesuai untuk mengelola kondisinya.
Disleksia memiliki penyebab utama yang berasal dari faktor genetika. Individu yang menderitaDisleksia kemungkinan memiliki riwayat keluarga dengan gangguan serupa. Disleksia disebabkan oleh disfungsi otak dalam pengolahan bahasa, yang menyebabkan individu mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, mengeja, dan berbicara dengan jelas . Meskipun Disleksia tidak dapat disembuhkan, deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu meningkatkan kemampuan individu dalam membaca. Metode pembelajaran seperti Metode Fonik dapat membantu individu dengan Disleksia dalam mengidentifikasi dan memproses suara serta memahami apa yang dibaca
Meskipun Disleksia tergolong sebagai gangguan belajar yang memiliki faktor genetika sebagai penyebab utamanya, penting untuk dicatat bahwa kondisi ini tidak berkaitan dengan tingkat kecerdasan individu yang mengalaminya, meskipun tidak dapat disembuhkan, dengan deteksi dini dan intervensi yang tepat, individu dengan Disleksia dapat mengelola kondisinya dengan lebih baik dan meningkatkan kemampuan membaca mereka . Metode pembelajaran seperti Metode Fonik telah terbukti efektif dalam membantu individu dengan Disleksia dalam mengembangkan kemampuan membaca dan menulis mereka . Peran keluarga juga sangatpenting dalam memberikan dukungan dan motivasi kepada individu dengan Disleksia untukterus belajar dan berkembang.
Peran keluarga sangat penting dalam mendampingi anak yang mengalami Disleksia agar tetap semangat dalam proses belajar mereka. Keluarga memiliki peran yang signifikan dalam memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan kepada anak dengan Disleksia dengan memberikan pujian dan merayakan setiap kemajuan, sekecil apapun, yang diraih anak, keluarga dapat membantu membangun kepercayaan diri anak untuk bersosialisasi dengan orang lain dan mencegah terjadinya gangguan emosional . Selain itu, memberikan kebebasan kepada anakuntuk mengekspresikan minat dan bakat mereka, seperti melukis, bermain bola, atau bermain musik,juga dapat membantu dalam pengembangan potensi anak dengan Disleksia. Dengan dukungan yang tepat dari keluarga, anak dengan Disleksia dapat merasa didukung dan termotivasi untuk terus belajar dan berkembang.