Siswa SLB di Padang Terampil Bikin Masker, Guru Ajari Lewat Rekaman Video Selama PJJ
Sumber berita:
TribunNews - Padang
Link:
https://padang.tribunnews.com/2020/09/18/siswa-slb-di-padang-terampil-bikin-masker-guru-ajari-lewat-rekaman-video-selama-pjj
SlbAutisma-YppaBukittinggi.sch.id - Siswa berkebutuhan khusus di SLB Autisma
YPPA Kota Padang mampu membuat masker
sendiri saat proses pembelajaran jarak jauh diterapkan.
Sejauh ini para siswa diajarkan oleh guru keterampilannya cara membuat
masker secara daring.
Seorang guru
katerampilan SLB Autisma YPPA Kota Padang Eva Yanti mengatakan ada empat siswanya yang membuat masker di rumah mereka sendiri.
Menurutnya, para siswa belajar membuat masker melalui panduan dari rekaman
sekaligus menyaksikan video.
"Meskipun
memiliki kelainan berupa autis, siswanya bersemangat mengerjakan pembuatan masker,"
ujar Eva Yanti.
Sebelum membuat
masker, kata Eva Yanti para guru belajar membuat masker terlebih dahulu,
yang direkam dalam video.
Selanjutnya, rekaman
video tersebut dikirimkan ke orang tua siswa, sebagai bagian pembelajar daring
saat pandemi Covid-19.
"Awalnya cuma
masker kain biasa, kemudian saya berlatih terus, buat masker yang bisa
dimasukan tisu ke dalamnya," kata Eva Yanti, Jumat (18/9/2020).
Eva Yanti mengatakan
untuk meningkatkan nilai ekonomis masker, dirinya juga mengajarkan membuat
masker pesta.
"Kemudian, saya
buat juga masker untuk pesta. Sehingga harga jual masker anak-anak ini lebih
tinggi," ujarnya.
Menurutnya, saat siswa kesulitan dalam pembuatan masker, orang tualah yang
datang ke sekolah untuk diberikan pemahaman.
Eva Yanti mengatakan
bahan masker yang digunakanpun berasal dari kain perca atau sisa kain.
"Bahannya kita
minta orang tua mencari kain perca atau sisa kain yang berlebih," ujar Eva
Yanti.
Jika orang tua tidak
punya kain perca, barulah sekolah sediakan bahan untuk pembuatan masker.
"Dalam seminggu
bisa satu atau dua masker yang bisa mereka kerjakan," ujar Eva Yanti.
Harga masker kain
biasa buatan siswa dihargai Rp 5000. Sedangkan,
masker pesta biasanya Rp 15.000 sampai Rp20.000.
"Masker yang
dibuat para siswa selalu habis terjual. Biasanya yang beli orang tua murid,
para guru dan juga tamu-tamu," ujar Eva Yanti.
Menurutnya, dengan
membuat masker, maka suasana saat proses belajar para siswanya justru lebih tenang dan tidak ribut.
Pihaknya
berharap siswanya bisa mandiri dan bekerja nantinya atas
bekal keterampilan menjahit yang dimilikinya.
"Masker yang
dibeli, uangnya ditabung nanti diberikan kembali kepada siswa, supaya mereka semangat juga menjahit,"
tambahnya. (*)