Interaksi Sosial Anak Down Sindrom dengan Lingkungan Sosial
Ditulis oleh : Suci Hidayati, S.Pd
Down syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. (dokterindonesiaonline.com, diakses pada 22 Maret 2017). Kromosom merupakan serat serat khusus yang terdapat didalam setiap sel didalam badan manusia dimana terdapat bahanbagan genetik yang menentukan sifat-sifat seseorang. Selain itu down syndrome disebabkan oleh hasil daripada penyimpangan kromosom semasa konsepsi. Ciri utama daripada bentuk ini adalah dari segi struktur muka dan satu atau ketidakmampuan fisik dan juga waktu hidup yang singkat.
Anak penyandang down syndrome memiliki resiko lebih tinggi akan masalah kesehatan dibandingkan dengan anak-anak normal. Beberapa masalah yang erat kaitannya dengan anak-anak ini adalah: kelainan jantung, kepekaan terhadap infeksi pada mata maupun kelainan pada bentuk otak. Semua down syndrome mempunyai keterbelakangan yang berbeda skalanya, namun tidak tertutup kemungkinan akan timbulnya satu kekuatan atau kelebihan bakat pada setiap individu. Anak-anak down syndrome juga dapat belajar duduk, berjalan, berbicara, bermain dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya, namun tentu.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yag menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kompok manusia. Dalam berinteraksi seseorang individu atau kelompok sosial sedang berusaha atau belajar untuk memahami tindakan sosial seorang individu ataupun kelompok sosial lain. Interaksi sosial akan berjalan dengan tertib dan teratur bila individu dalam masyarakat dapat bertindak sesuai dengan konteks sosialnya, yakni tindakan yang disesuaikan dengan situasi sosial saat itu, tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, serta individu bertindak sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat. Secara umum interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok yang saling berhubungan, baik dalam berkomunikasi maupun melakukan tindakan sosial.
Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan
berlangsung. Di sekolah diadakan kegiatan pendidikan, pembelajaran dan latihan.
Di sekolah nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual perilaku, disiplin, ilmu
pengetahuan dan keterampilan ditabur, ditanam, disiram, ditumbuhkan dan dikembangkan. Oleh karena
itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagi pembentukan, sikap,
perilaku dan prestasi siswa. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang
diharapkan mampu melahirkan manusia yang seutuhnya yang memiliki kecerdasan
intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).
Pengertian sekolah itu ada dua. Pertama, lingkungan fisik dengan berbagai
perlengkapan yang merupakan tempat penyelenggaraan proses pendidikan untuk usia
dan kriteria tertentu. Kedua, proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan
uraian di atas, lingkungan sekolah dapat disimpulkan sebagai lingkungan yang
terdiri dari makhluk sosial yang membentuk sistem pergaulan yang besar
peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Interaksi sosial setiap anak down sindrom sangatlah berbeda, hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar serta dorongan dalam diri, ada anak down sindrom yang cendrung mudah berbaur dengan lingkungan sekitar. Seperti contoh interaksi anak down sindrom di SLB Autisma YPPA Bukittinggi, anak down syndrome di SLB Autisma YPPA Bukittinggi memiliki interaksi sosial yang berbeda-beda. Salah satu siswa cenderung tidak terlalu bersosialisasi dengan temannya, suka menyendiri, sosial dengan guru suka malu-malu dan ada siswa down sindrom yang memiliki interaksi sosial yang cukup baik karena suka berbaur dengan temannya dan komunikasi dengan gurunya juga interaktif. Namun, hal interaksi sosial yang berbeda ini dapat menjadi keragaman dalam pertemanan siswa down sindrom.