Tips Berkomunikasi dengan Anak Autisme
Ditulis oleh : Seprianis,S.Pd
Setiap manusia terlahir dengan kelebihan dan kekurangan yang setiap individunya pasti berbeda. Dalam hal ini, kelebihan dan kekurangan itu juga terdapat dalam diri seorang anak yang terkena autisme. Saat ini anak-anak autisme masih saja dipandang sebelah mata oleh khalayak. Cara pandang khalayak kepada anak-anak autisme memang tidak selalu buruk, namun masyarakat pada umumnya merasa bahwa untuk berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan mereka tidaklah mudah.
Hal ini disebabkan karena sedikitnya pengetahuan akan sedikitnya pengetahuan akan pentingnya cara berkomunikasi yang tepat dengan anak-anak autisme. Cara berkomunikasi yang paling efektif terhadap anak-anak autisme adalah memahami bagaimana cara pertama kali mereka mengajak kita untuk berinteraksi terlebih dahulu.
Anak-anak autisme biasanya dilihat dari dua segi permasalahan yang dialami anak tersebut, segi verbal dan segi performa. Jika dilihat dari segi verbal maka anak tersebut mengalami kesulitan dibidang komunikasi interaksi sosial. Sedangkan jika dilihat dari segi performa maka anak tersebut sulit memproses gambaran visualisasi atau menyelesaikan suatu permasalahan.
Penggunaan kalimat kiasan, abstrak atau memiliki makna ganda harus dihindari ketika berbicara dengan anak autisme. Penyederhanaan kalimat juga harus dilakukan agar mereka dapat mudah memahami ucapan kita. Hal ini dapat kita lakukan dengan memberikan instruksi yang jelas terhadap mereka.
Sebagian dari anak autisme memang cukup hiperaktif, namun dalam beberapa konteks lainnya mereka bisa saja menjadi pasif dan menjadi begitu tidak peka terhadap lingkungannya. Karena itu anak-anak autisme sulit dalam berinteraksi sosial. Sifat hiperaktif juga bisa dipacu dari pola makan meraka, semakin banyak karbohidrat yang dikonsumsi semakin hiperaktif pula prilaku mereka. Ketangkasan anak autisme untuk bisa beradaptasi dengan keadaan lingkungan sekitarnya juga dapat dinilai dari IQ yang dimiliki anak tersebut.
Dukungan dari orang tua yang bisa menerima dan memahami keadaan anaknya akan memberi kemudahan bagi orang-orang disekeliling si anak untuk berkomunikasi dengannya. Karena melalui bimbingan orang tua, anak-anak belajar untuk lebih bisa memahami dirinya dan orang-orang sekitarnya.
