Sekolah Luar Biasa Autisma Yayasan Pengembangan Potensi Anak Bukittinggi

Artikel


Tantangan Pelaksanaan Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid-19 bagi Orangtua, Guru dan Siswa di SLB YPPA Bukittinggi

  Dibuat oleh: Nurhidayah, S.Pd


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas Pasal 10 tentang Hak Pendidikan termasuk didalamnya memberikan akomodasi yang layak kepada peserta didik penyandang disabilitas, maka semua pihak memiliki peran untuk memberikan perlindungan dan penghormatan terhadap penyandang disabilitas.

Pandemic Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia berdampak besar di segala bidang termasuk dibidang pendidkan. Untuk mengurangi angka penyebaran Covid-19 dan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus tetap berjalan seperti biasa, maka pemerintah melakukan pengembangan panduan pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan belajar serta ragam disabilitasnya.

Pembelajaran pada masa pandemi ini disusun dengan memperhatikan secara ketat protocol kesehatan yang berpedoman kepada Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bukittinggi. Hal ini dilakukan guna memberikan perlindungan kepada siswa secara optimal. Materi pembelajaran harus disusun guna menjadi acuan dalam melaksanakan pembelajaran baik yang menggunakan strategi belajar dari rumah maupun tatap muka secara langsung di sekolah.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dari rumah saat pandemic ini, banyak permasalahan yang terjadi dilapangan, baik dari guru, siswa dan orangtua. Dari sisi guru kendala yang dihadapi diantaranya : 1) jaringan yang kurang lancar saat pelaksanaan pembelajaran, 2) waktu yang sudah ditetapkan terkadang tidak bisa dilaksanakan karena siswa belum siap, 3) keterbatasan media yang digunakan dan 4) kesulitan dalam memberikan penilaian.

Disamping kendala yang dihadapi guru, orangtua yang mendampingi pelaksanaan pembelajaran dirumah juga menghadapi kendala diantaranya: 1) waktu yang telah ditetapkan dari sekolah belum tentu orangtua bisa mendampingi anak, hal ini terjadi pada orangtua yang juga bekerja, 2) ketersediaan Handphone untuk siswa yang juga dipakai oleh saudaranya, 3) emosi yang kurang stabil dalam membimbing anak belajar, 4) tidak sinkronnya pemahaman orangtua dan guru terhadap materi pembelajaran, 5) orangtua yang belum paham bagaimana cara memberikan instruksi terhadap siswa tentang materi yang sedang dipelajari.

Dari segi siswa yang menerima dan melaksanakan pembelajaran juga mengalami kesulitan yaitu : 1) saat dilakukan video call, terkadang siswa belum siap untuk belajar, 2) bagi siswa yang Autisi, asing rasanya belajar secara daring karena yang mereka pahami belajar itu dilaksanakan disekolah dan bertemu langsung dengan guru, 3) anak tidak mau mengikuti instruksi yang diberikan orangtua, 4) anak suka marah/emosi saat diberikan koreksi, 5) anak selalu minta bantuan dalam mengerjakan pelajaran, 6) terkadang anak sedang tantrum saat dihubungi sesuai jam belajarnya, 7) jam belajar sering dipindahkan ke malam karena kondisi orangtua yang bekerja.

Belajar Dari Rumah (BDR) yang sudah dilakukan sejak bulan Maret 2020 akibat pandemic Covid-19 ini, ternyata juga menimbulkan dampak negative dalam pelaksanaannya, diantaranya adalah : timbulnya generasi dengan Learning Loss atau penurunan kemampuan belajar, siswa mengalami kesulitan konsentrasi karena banyak sekali penugasan dari guru guna menuntaskan kurikulum, peningkatan rasa stress dan jenuh, putus sekolah karena kondisi PJJ dinilai tidak optimal oleh orangtua akhirnya anak memilih istirahat selama terjadinya Covid-19, pendidikan karakter terabaikan, ketika kegiatan pendidikan dilakukan di sekolah pendidikan karakter dilakukan dengan pengawasan langsung dari guru, namun ketika daring dimana yang terjadi lebih banyak hanyalah proses transfer pengetahuan saja, tidak ada yang bisa menjamin siswa mendapatkan pendidikan karakter dari orangtua sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, hilangnya kesempatan untuk bermain bersama dengan teman sebaya yang menjadi salah satu hal menyenangkan bagi anak usia sekolah, anak mengalami ketergantungan pada bantuan orang lain, kurang mandiri dalam menyelesaikan tugas dan cenderung menjadi anak yang kurang percaya diri.

Dengan melihat kondisi tersebut diatas, maka Yayasan membuat keputusan untuk menyebarkan angket kepada orangtua murid guna meminta pandangan mereka tentang pelaksanaan pembelajaran dimasa pandemic ini. Dari angket yang kita sebarkan 96% orangtua mengharapkan pelaksanaan pembelajaran kembali dilaksanakan secara tatap muka disekolah dan 4% orangtua mengusulkan pembelajaran tetap dilakukan secara daring mengingat kondisi anaknya.

Disamping itu sekolah juga meminta pendapat kepada guru dengan kondisi pandemic ini pemebelajaran seperti apa yang efektif dilaksanakan bagi siswa? dan 100% guru mengharapkan pembelajaran dilakukan secara tatap muka disekolah, hal ini berangkat dari pengalaman pembelajaran yang dilakukan secara daring mulai akhir Maret sampai bulan Mei 2020.

Sebelum pelaksanaan pembelajaran tatap muka, banyak hal yang dilakukan sekolah terlebih dahulu guna memenuhi persyaratan-persyaratan sesuai dengan himbauan dari pemerintah. Setelah segala sesuatunya dipenuhi, baru kita mengajukan surat permohonan kepada Dinas terkait untuk ijin melaksanakan pembelajaran secara tatap muka disekolah dengan menjalankan protocol kesehatan secara ketat.Keputusan untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka disekolah ini kami tempuh dengan berbagai pertimbangan, terutama karena banyaknya permasalahan-permasalahan yang timbul saat pembelajaran dilakukan secara daring.

Pelaksanakaan pembelajaran secara daring bukan bagi siswa berkebutuhan khusus saja bermasalah, bagi siswa regular juga mengalami kendala. Muda-mudahan harapan kita semua rakyat Indonesia “semoga kondisi Pandemic Covid-19 ini cepat berlalu dan keadaan kondusif kembali. Untuk mewujudkan harapan tersebut diminta kepada kita semua untuk tetap patuhi protocol kesehatan yang dimulai dari diri sendiri, jadikan kebiasaan menjalankan protocol kesehatan ( memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak ) menjadi hal wajib dilakukan setiap hari.

Semoga dengan menjalankan protocol kesehatan tersebut, kita semua terhindar dari virus dan Indonesia bangkit kembali.



Selama covid pembelajaran dilakukan dari rumah

Dipandu oleh guru kelas masing-masing

Untuk anak Autisi mengalami banyak masalah

Karena pembelajaran yang diinginkan secara langsung bukan daring

 

Sejak corona mulai mewabah

Telah merubah segala sesuatu

Anak berkebutuhan khusus tetap bahagia

Karena mereka tidak terbebani dengan itu

 

Upaya pencegahan corona sudah diperketat

Dari pemerintahan pusat sampai daerah

Anak berkebutuhan khusus bukan tidak berbuat

Mereka membantu melalui doa



DAPODIKMEN

YPPA SUMBAR

Gedung Sekolah

Kontak

Alamat :

Jalan Pintu Kabun Jirek Gang Mawar , Kelurahan Pintu Kabun, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan,

Telepon :

08126741449

Email :

yppabukittinggi@gmail.com

Website :

www.slbautisma-yppabukittinggi.sch.id

Media Sosial :

Kepala Sekolah dan Majelis Guru

Layanan

Kalender

Oktober 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31